Senin, 23 April 2012

Misteri Piramida

Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya?
Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan.
Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.
Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi
Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.
Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat “konon katanya”, maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma’mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah “mengalami perampokan benda-benda dalam makam”. Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan “Inventory Stela” yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.
Teknik Bangunan yang Luar Biasa
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.
Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya “Sidik Jari Tuhan”: Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya.
Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai “Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern” memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam “pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa”. Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. “Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar.”
Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?
Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya “Ular Angkasa”, John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam “Ilmu Pengetahuan Kudus” menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.
Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam.

Sabtu, 14 April 2012

Ternyata Perempuan Bisa Capai Klimaks Sendiri

ILMUWAN menyajikan bukti baru bahwa perempuan bisa capai klimaks sendiri. Padahal banyak yang beranggapan klitoris satu-satunya kunci untuk kepuasan seksual perempuan. Hal itu berarti pria harus berjam-jam menghabiskan waktu memuaskan pasangan dengan mengenal organ-organ pemicu hasrat seksual.

Namun penelitian sekarang menunjukkan perempuan tidak hanya bisa klimaks melalui hubungan seksual saja, tetapi orgasme yang dihasilkan berbeda dengan yang dicapai melalui stimulasi klitoris. Bukti baru sensasional dalam Journal of Sexual Medicine menemukan orgasme klitoris dan vagina pada kenyataannya menjadi fenomena terpisah dan mengaktifkan berbagai wilayah otak.

Temuan mengejutkan lainnya, perempuan tidak hanya dapat orgasme dari rangsangan vagina dan klitoris, tetapi dari rangsangan kisaran zona erotis bahkan mampu berpikir sendiri untuk mencapai klimaks. Kemampuan mencapai klimaks melalui stimulasi vagina bisa dikaitkan dengan kesehatan fisik dan mental. Perempuan sehat juga lebih mungkin untuk orgasme tanpa rangsangan klitoris.

Untuk memulai berhubungan seksual, perempuan secara teratur mengalami sensasi berbeda dalam mencapai klimaks di vagina dan klitorus. Hebatnya perempuan dengan cedera tulang belakang yang terputus hubungan klitoris dan otak masih mampu mengalami orgasme melalui stimulasi vagina. (dailymail/MI/ICH)

Enam Cara Menghemat BBM Kendaraan

Metrotvnews.com, Jakarta: Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia tidak lama lagi akan mengalami kenaikkan. Untuk itu pemilik atau pengguna kendaran bermotor harus pintar-pintar menghemat BBM.

District Manager PT Shell Indonesia Armita Indradini mengatakan, cara mengemudi yang benar ternyata dapat menghemat BBM. "Perilaku berkendaran yang benar adalah salah satu faktor penting dalam mencapai konsumsi bahan bakar yang efisien," katanya saat jumpa pers tentang Shell Fuel Economy di Jakarta, Jumat (13/4).

Berikut enam tips mengenai perilaku berkendara yang benar:

1. Menjaga jarak kendaraan dengan mengantisipasi pergerakan kendaraan lain sehingga tidak perlu berakselerasi dan mengerem mendadak.


2. Gunakan gigi tinggi dengan mengoptimalkan putaran mesin 2.000 RPM dan naikkan posisi gigi tertinggi sesuai kebutuhan.


3. Kurangi kerja mesin dengan mematikan AC ketika tidak diperlukan.


4. Kurangi bobot kendaraan karena semakin banyak beban kendaraan berarti semakin banyak beban kerja mesin yang menguras BBM.


5. Rencanakan perjalanan anda dengan mencari rute terbaik atau jalan alternatif serta perbanyak informasi lalu lintas seperti titik-titik kemacetan.


6. Perlambat kendaraan 10 persen lebih cepat di atas 80 km/jam artinya jika anda mengenderai mobil di atas 80 km/jam maka jumlah bahan bakar yang dikeluakan akan lebih banyak 10 persen - 20 persen.

Orang Ambisius Cenderung Berumur Pendek

PENELITIAN terkini dari University of Notre Dame menunjukkan sisi lain di balik kecemerlangan karir seseorang. Selain menyukseskan kehidupan pekerja keras, ternyata orang-orang yang berkarakter ambisius, berprestasi, dan memiliki karir bergengsi, juga merugikan dari sisi kesehatan.

Riset tersebut mengungkap orang-orang yang ambisius cenderung memiliki kesehatan yang lebih buruk dan harapan hidup lebih rendah, ketimbang teman-teman mereka yang tidak terlalu mempunyai motivasi tinggi. Hasil riset tersebut dilaporkan The Atlantic.

Profesor Timothy Judge dari University of Notre Dame menggunakan data dari studi siklus hidup Terman untuk menelusuri sebanyak 717 individu berkemampuan tinggi. Ia melakukannya lebih dari tujuh dekade dengan mengukur cita-cita peserta dari masa kecil ke awal karir mereka.

Latar belakang pendidikan dari mereka berkisar dari menyelesaikan diploma sekolah menengah atas, sampai memasuki beberapa universitas terbaik di dunia, seperti Harvard, Yale, Princeton, dan lain-lain.

Ambisi kemudian diprediksi perbedaan individu, semisal neurotisisme, kemampuan mental umum, serta latar belakang sosial-ekonomi seperti pekerjaan orang tua yang bergengsi.

Hasil riset menunjukkan, meski orang-orang ini memiliki segudang prestasi di sekolah, maupun di tempat kerja, dan memiliki gaji tinggi, mereka cenderung hidup lebih pendek dan tidak lebih bahagia. Karena orang-orang yang berprestasi tinggi cenderung mengorbankan kualitas hidup demi kesuksesan.

Karena itu, Judge menyarankan orang tua harus tahu bahwa ambisi memiliki batasan-batasan jika keinginan terbesar untuk anak-anak adalah menjalani kehidupan yang bahagia dan sehat. Orang tua jangan terlalu menekankan keberhasilan profesional kepada anak-anak dengan mengorbankan kualitas hidup.

Jumat, 13 April 2012

Tuhan Yesus Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa

Teologi Zalim: Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa (1)

(Menjawab Serangan Penginjil terhadap Islam)

JUM'AT AGUNG (Good Friday) adalah hari yang istimewa bagi umat kristiani, yang jauh lebih agung daripada hari Jum’at biasanya. Mereka meyakini bahwa pada hari Jum’at Agung itulah Yesus yang adalah penjelmaan Tuhan itu menghembuskan nafasnya yang terakhir di atas gantungan tiang salib untuk menebus dosa manusia. Pada kalender Masehi tahun ini, hari Jum’at Agung itu jatuh pada tanggal 6 April. Pada kalender nasional, tanggal ini berwarna merah karena hari libur nasional dengan penjelasan “Hari Wafat Yesus Kristus” atau “Hari Wafat Isa Almasih.”
Ekspresi kegembiraan itu dilakukan secara overdosis oleh para penginjil dengan menodai agama lain. Sebuah situs kristenisasi berkedok Islam (www.######islam.com), memposting artikel “Bagaimana Allah Dapat Mati?” untuk menyanjung doktrin kematian Tuhan pada hari Jum’at Agung.
“Kebenaran yang paling mendasar dari agama Kristen adalah, fakta bahwa Allah mati bagi manusia. Kebenaran ini membuat orang Islam tersinggung. Bahkan, kebenaran ini menjadi batu sandungan bagi manusia selama ribuan tahun. Orang Islam menolak untuk menerima kematian Allah. Padahal, bila mereka mengenal Allah seperti diuraikan dalam Injil, mereka akan mengerti apa yang dimaksudkan dengan kematian Allah.
Isa Al-Masih adalah Allah yang dibungkus oleh daging. Untuk mengerti bagaimana Allah dapat mati, kita harus mengerti Pribadi Isa Al-Masih (Yesus Kristus).
Jika Isa hanya manusia biasa seperti yang dipercaya orang Islam, maka Allah tidak mati. Kita harus menyangkal firman Allah jika percaya hal ini. Menurut Injil, Isa adalah Allah yang dibungkus oleh daging. Injil mengatakan, “…Firman (Isa) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Isa) itu adalah Allah...” (Injil Yohanes 1:1). Berarti, Isa Al-Masih adalah Firman Allah yang kekal.”
Tidak benar tuduhan para penginjil bahwa umat Islam tersinggung terhadap doktrin Kristen tentang kematian Tuhan untuk menebus dosa manusia. Karena akidah umat Islam sudah ilmiah, ilahiah dan baku sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Isa sama sekali tidak pernah disalib.
“...Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa” (Qs An-Nisa’ 157).
Justru umat Kristenlah yang tersinggung dengan ayat ini. Karena satu ayat ini meruntuhkan seluruh doktrin kekafiran umat kristiani yang berpangkal dari penyaliban Yesus. Bila tidak meyakini penyaliban Yesus, maka seluruh doktrin kristiani akan rontok tak tersisa. Tanpa penyaliban Yesus, maka gugurlah doktrin ketuhanan Yesus, dosa waris, penebusan dosa, inkarnasi Tuhan menjadi manusia Yesus, doktrin Yesus juru selamat dosa, dan sebagainya.
Makanya surat Al-Qur'an surat An-Nisa’ 157 ini sangat dibenci oleh para misionaris Kristen. Secara sederhana, ayat ini menyatakan banyak hal untuk membuktikan batilnya anggapan penyaliban Yesus, di antaranya:
Pertama, Nabi Isa tidak disalib karena orang yang disalib itu adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa. Kenyataan ini didukung fakta-fakta dalam Bibel bahwa rezim yang menangkap Yesus tidak mengenal wajah Yesus, sehingga membayar Yudas untuk mengenali wajah Yesus dengan imbalan 30 keping perak (Matius 26:14-16). Selain itu, Bibel mencatat bahwa Yesus memiliki mukjizat bisa menghilang dari pandangan musuh (Lukas 4: 29-30) dan bisa merubah wajah (Matius 17: 2).
Kedua, orang-orang berselisih soal penyaliban. Betapa tidak, Bibel sendiri berselisih (kontradiktif) ketika menceritakan penyaliban Yesus, misalnya soal waktu penyaliban. Injil Markus 15:25 menyatakan bahwa Yesus disalib pada jam 9. Sementara Injil Yohanes 19:14 menceritakan bahwa pada jam 12 Yesus belum disalib, karena baru persiapan paskah. Adanya kontradiksi ini membuktikan bahwa para penulis Bibel hanya mengikuti per­sangkaan dan dugaan belaka.
Argumen penginjil berdasarkan Injil Yohanes 1:1 untuk meyakini Yesus sebagai wujud Tuhan yang dibungkus daging juga mengandung persoalan berat. Para ilmuwan Kristen sendiri meragukan keabsahan ayat ini, karena terbukti ayat ini bukan firman Tuhan, melainkan ayat palsu buatan manusia.
Selengkapnya, Injil Yohanes 1:1-14 ini berasal dari hymne Platonis yang diperkenalkan oleh cendekiawan Yahudi bernama Philo dari Alexandria. Bunyi kalimat pertama adalah: “Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus sbb:
...Jika doktrin keselamatan melalui jalan pintas penebusan dosa oleh penjelmaan Tuhan ditopang oleh ayat palsu, maka bisa jadi surganya juga fatamorgana...
“...Book of the Platonist that had been translated out of Greek into Latin. In then I read, not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All things were made by him, and without him nothing was made” (John K. Ryan, The Confession of St. Augustine, Doubleday, New York, 1960).
(...Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya salah baca, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan).
Kepalsuan Injil Yohanes 1:1-14 ini diperkuat oleh catatan kaki Alkitab, bahwa Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The prologue is a hymn, formally poetic in style –perhap originally an independent composition and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel” (The New Testament of the New American Bible, St. Paul Publication, 1970 hal. 203).
(Yohanes 1:1-18; pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair –mungkin berasal dari karya bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil).
Jika doktrin keselamatan melalui jalan pintas penebusan dosa oleh penjelmaan Tuhan ditopang oleh ayat palsu, maka bisa jadi surganya juga fatamorgana. bersambung. [A. Ahmad Hizbullah/suara-islam]

Kamis, 12 April 2012

April Mop: Hari Pembantaian Salibis terhadap Muslim Spanyol

Waspadai April Mop: Hari Pembantaian Salibis terhadap Muslim Spanyol!!

Di Barat, tiap tanggal 1 April diperingati hari “April Mop.” Sedangkan di Indonesia, di berbagai kota besar, tak jarang kaula muda Muslim latah mengikuti tradisi April Mop. Pada hari itu, mereka diperbolehkan dan sah-sah saja menipu teman, mengisengi kawan, ngerjain guru, ngusilin orang tua, membohongi saudara, atau yang sejenisnya, di mana sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya, jika sang target April Mop sudah sadar bahwa dirinya dijadikan target April Mop, mereka juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tapi tidak akan marah sungguhan.

Seolah-olah 1 April adalah hari di mana keisengan dan kebohongan harus berjalan sempurna dan akurat, zero tolerance bagi kesalahan. Jika berhasil ngisengin sang target, maka yang didapat adalah rasa puas dan sensasi plong.

Kaula muda Muslim itu latah dalam April Mop karena ikut-ikutan tradisi bule tanpa mengkritisi apa hakikat April Mop yang di Barat lebih dikenal dengan “The Aprils Fool Day” itu. Mereka begitu mudah meniru budaya bule karena suburnya rasa rendah diri terhadap orang-orang bule. Minder terhadap orang bule ini adalah sisa peninggalan penjajahan Belanda di Indonesia selama berabad-abad lamanya, inlanderr, terhadap superioritas bangsa kulit putih.

Supaya tidak latah dan tasyabbuh membebek budaya kafir, mari kita telah sejarah April Mop berikut.
...Perayaan April Mop sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan dalam episode sejarah Muslim Spanyol tahun 1487...
SEJARAH APRIL MOP

Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tanggal 1 April 1487. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-9 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Prancis. Prancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassonne, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Got dan Navarro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an, tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
...cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol...
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Al-Qur'an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, jompo, semuanya dihabisi secar sadis.

Satu persatu daerah Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam  di Spanyol –yang  juga disebut orang Moor– terpaksa  berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol. Setelah ini kami tidak akan memberikan jaminan lagi,” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang keperluannya beriringan jalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tntara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang bertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dijanjikan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anak yang masih kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan komando dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
...Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. ...
Ribuan Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan sadis. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi yang  bertepatan dengan 1 April inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai “April Mop” (The Aprils Fool Day).

Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib melalui cara yang licik, tipuan dan dusta yang sadis. Sebab itu, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan, walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. 1 April tahun itu adalah hari di mana saudara-saudaranya seiman ditipu, disembelih, dibakar dan dibantai oleh tentara Salibis di Granada, Spanyol. Sebab itu, terkutuklah orang Islam  yang ikut-ikutan merayakan April Mop. Pantaskah orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa ria atas tragedi tersebut?
...sampai hatikah kita latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol...
Bagi kita yang paham akan sejarah April Mop, sampai hatikah kita latah merayakan April Mop yang latar belakangnya adalah peringatan atas penipuan dan pembantaian pasukan Salibis terhadap ribuan Muslim Spanyol? [taz/voa-islam.com]
Maraji': Rizki Ridyasmara, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween, So Whatt?, Pustaka Al-Katutsar, Jakarta 2007.

Salib Jadi Ajang Foto Gadis Narsis

Uskup Berang! Salib Tak Disakralkan, Jadi Ajang Foto Gadis Narsis

MANILA-FILIPINA (voa-islam.com) – Uskup Agung Filipina berang! Tepat pada hari Jumat Agung beberapa waktu lalu, para gadis turis berpose narsis dengan pakaian tak senonoh di atas kayu salib. Padahal salib itu dipersiapkan untuk ritual peringatan hari kematian Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai Tuhan.
Foto-foto gadis yang sedang berpose di atas salib  telah menyebar seperti virus di media online. Aksi sensitif yang dinilai sebagai penodaan agama di Filipina itu menyulut amarah dan kecaman umat Katolik.
Foto-foto narsis di atas Salib ini diunggah pertama kali ke jejaring sosial Facebook oleh Maike Domingo, seorang penggemar fotografi.
Kepada interaksyon.com, Domingo mengatakan, insiden itu terjadi di desa Lourdes di Angeles City pada perayaan Jumat Agung. Foto itu adalah satu dari sedikitnya lima foto wisatawan yang bergiliran berpose di kayu salib, dan merasa gembira seolah-olah mereka telah disalibkan.
Domingo memaparkan, para  gadis turis itu menyelinap masuk ke tempat yang dilarang di mana tiga salib diletakkan dan sedang dipersiapkan untuk ritual “Senakulo” jam 3 sore.  Seyogianya, salib itu akan digunakan oleh umat Katolik untuk merenungkan kembali kisah penyaliban Kristus.
Saat itu, Domingo dan 15 penggemar fotografer lainnya beristirahat di dekat lokasi itu sekitar tengah hari. Dia memotret gadis yang berpose di salib itu bersama dengan beberapa anak.
Para remaja dan bahkan orang asing pun bergantian untuk mengambil gambar mereka dengan berpose pada  salib itu.
Pada jam 4 sore hari berikutnya, atau 20 jam setelah pemotretan, foto-foto narsis itupun diupload ke internet. Sontak foto-foto hasil jepretan Domingo itu telah dishare lebih dari 1.200 kali oleh para facebooker. Akibatnya, beberapa orang berkomentar dengan cemas dan marah.
Domingo yang kebanjiran protes, menegaskan dirinya tidak tahu identitas gadis yang berpose narsis di atas salib itu. "Saya hanya mengambil foto dari apa yang saya meskipun itu mengganggu perilaku," katanya. "Tapi sekarang, saya terganggu juga."
Uskup Emeritus Mgr Agung Oscar V. Cruz mengatakan kepada News 5 bahwa Gereja Katolik prihatin melihat aksi para wisatawan di kayu salib itu. Menurutnya, meskipun gadis itu tidak berniat untuk menghina,  aksinya yang berpose di kayu salib itu patut disayangkan.
Uskup Agung Cruz meminta masyarakat agar berhati-hati sebelum posting gambar seperti itu di media online yang mungkin menyakiti orang lain

Sabtu, 07 April 2012

Virus Liberalisme Di Tubuh Muhammadiyah

Rame-rame Membendung Virus Liberalisme Di Tubuh Muhammadiyah

JAKARTA (VoA-Islam) – Bukan rahasia umum, jika Muhammadiyah telah kerasukan virus liberalisme. Padahal sejak awal berdiri, Muhammadiyah tampil sebagai tajdid (pembaharu) yang ingin mengembalikan Islam secara murni, yakni kembali pada Al Qur’an dan As-Sunnah. Demikian dikatakan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Syamsul Hidayat.
”Anggapan orang tentang masuknya virus itu ada benarnya. Karena orang masuk Muhammadiyah macam-macam motivasinya. Ada yang tertarik Muhammadiyah karena betul-betul ingin berjuang untuk Islam, dan menjalankan misi Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, kembali pada Al Qur’an dan As-Sunnah. Ada pula yang tertarik, karena Muhammadiyah sebagai organisasi yang besar dan modern.”
Ada kesan warga Muhammadiyah mengalami pergeseran dalam mengemban misinya. Benarkah? ”Secara hakikat tidak bergeser. Namun harus diakui, ada orang yang bergabung di Muhammadiyah, tapi kemudian membawa paham dari luar. Padahal kalau sudah masuk Muhammadiyah, harus menyesuaikan paham dan misi Muhammadiyah yang asli,” ungkap Syamsul.
Virus ”menular” ini sesungguhnya sudah tertanam sejak dilakukan kaderisasi di setiap badan otonom ormas Islam. Mereka adalah mahasiswa semester awal yang sedang ”genit-genitnya” memasuki masa ”puberitas intelektual”.
Terbetik kabar, bahwa kaderisasi yang ada di setiap badan otonom ormas Islam sudah dikuasai oleh mentor pengusung doktrin liberal. Tapi hal itu dibantah oleh Yunahar Ilyas dari Majelis Tabligh PP Muhammmadiyah. ”Itu tidak betul, ungkapan itu datang dari luar Muhammadiyah. Saya sering kok jadi mentor saat pengkaderan di IRM.”
Di Muhammadiyah sendiri, ada beberapa badan otonom (banom) kaderisasi, seperti Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah (PM), maupun Nasyiatul Aisyiyah (NA). Belakangan, muncul JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah). Meski JIMM secara kelembagaan tidak diakui sebagai badan otonom resmi Muhammadiyah.
Sedangkan di NU, ada Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Gerakan Pemuda Anshor, Ikatan Pelajar Putri NU, Fatayat NU, dan Lakspedam NU. Adapun PMII secara kelembagaan tidak terikat dengan struktur di organisasi NU. Tapi mendukung kebijakan-kebijakan NU.
Di luar ormas Islam, ada banyak organisasi kemahasiswaan yang selama ini juga melakukan tugas dan fungsi pengkaderan terhadap orang-orang muda. Sebut saja seperti Formaci (Forum Mahasiswa Ciputat), Jaringan Islam Kampus (JIK), Generasi Muda Antar Iman (GMAI), Interfidei, Forum Mahasiswa Syari’at se-Indonesia NTB, Muslim Institut Medan, PUSHAM UII Yogjakarta, dan sebagainya.

 Virus Liberalisme

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr. Syamsul Hidayat mengatakan, ”Kebekuan berpikir di Muhammadiyah itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin ada sebagian yang terlalu kaku. Sehingga terkesan kolot. Itu akibat, tidak menempatkan Islam pada posisinya. Mungkin yang terlalu kaku dianggap ketat, atau liberal yang dinamis, dianggap terlalu dinamis.”
Pergeseran Muhammadiyah ke arah dinamisasi dan liberalisasi pemikiran Islam itu sudah terjadi pada periode Amien Rais melalui Muktamar Aceh 1995. Kader Muhammadiyah seperti Amin Abdullah-lah yang menjadi ideolog liberalisasi pemikiran Islam. Ia ditetapkan sebagai Ketua Majelis Tarjih, yang sejak saat itu lembaga ini diperlebar sayapnya menjadi "Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam". Ideologi ”Muhammadiyah liberal” mulai berkibar.
Kejayaan Muhammadiyah liberal makin terang benderang di bawah kepemimpinan Syafi'i Ma'arif—murid pemikir muslim liberal asal Pakistan, Fazlur Rahman, di universitas Chicago. Kader-kader mudanya diberi ruang gerak yang sebebas-bebasnya untuk menafsirkan Islam secara progresif dan liberal.
Sukidi Mulyadi, aktivis JIMM pernah mengatakan, “Buya Syafi’i adalah Imam kami yang muda-muda di Muhammadiyah, yang sekaligus dikagumi kawan baik kita di JIL. Di Muktamar, Buya Syafi’i-lah yang secara terbuka melakukan pembelaan terhadap anak-anak muda Muhamadiyah. Buya Syafi’i telah menjadi simbol keteladanan dalam banyak hal dalam kesederhanaan hidup, kerendah-hatian sikap, moralitas yang ia perjuangkan, dan moderasi keberislaman. Kepada Buya Syafii-lah, kami menunjukkan rasa hormat setinggi-tingginya.”
Ada target jangka panjang, jika kaderisasi berhasil mereka rangkul dan kuasai, yakni: mencetak regenerasi. Setidaknya, ada pengikut dan pendukung figur yang akan dijagokan dalam pergantian kepemimpinan nantinya. Ketika virus liberalisme menyerbu semua lini, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, seperti dikatakan Syamsul Hidayat, berupaya untuk mengerem dan membentenginya.
”Majelis Tabligh kini gencar mengembangkan program Pelatihan dakwah & tantangan pemikiran kontemporer bagi mubaligh di lingkungan Muhammadiyah. Yang jelas, paham liberalisme tidak cocok dengan Muhammadiyah.”
Menurut Syamsul, virus liberalisme masuk ke Muhammadiyah dengan iming-iming tertentu, seolah-olah datang membantu. Pengusung liberalisme itu datang membagi dana, menyebar buku gratis, menggelar berbagai seminar dengan cuma-cuma, diakomdasi pula berupa transportasi pulang pergi, plus penginapan hotelnya. ”Sementara training ala manhaj Muhammadiyah malah membayar infaq. Jadi, kami jihad bi anwal wa anfus.”
Ingat, pendiri Muhammadiyah KH. Achmad Dahlan pernah berpesan, hidupkanlah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dari Muhammadiyah. ”Tapi seorang dosen yang mendapat gaji dari mengajar, jangan dibilang mencari hidup dari Muhamadiyah. Mereka bekerja secara profesional dan justru menghidupkan Muhammadiyah. Yang penting bukan materi yang berifat keduniawi-an saja. Sangat disesalkan jika ada warga Muhammadiyah bermental miskin, bisa diiming-imingi dengan dollar,” tukas Syamsul.

Bersihkan Noda Liberal

Bersih-bersih noda liberalisme sudah dilakukan Muhammadiyah. Barisan anti-liberalisme mewarnai suasana Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Univesitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Di ruang muktamar, terdengar pandangan umum yang memohon pimpinan pusat agar "menertibkan" pemikiran liberalisme dalam Muhammadiyah. Terpentalnya sayap pemikir muslim liberal seperti Prof. Munir Mulkhan dan Prof. Dr. Amin Abdullah dari formatur 13 besar pimpinan Muhammadiyah dinilai sebagai kemenangan anti-liberalisme.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung bahkan mempertanyakan keberadaan JIMM yang mereka sejajarkan dengan JIL. Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas pernah mengatakan, organisasi dalam Muhammadiyah harus ditanwirkan atau dimuktamarkan. “Jaringan itu berlawanan dengan Muhammadiyah,” kata Yunahar ketika itu.
JIMM pernah berpendapat, jika Din Syamsuddin sukses menyokong pluralisme, Muhammadiyah akan menjadi kekuatan luar biasa sebagai "laboratorium pemikiran" yang mencerahkan umat dan bangsa.

Kamis, 05 April 2012

Waktu Mustajab (Pengabulan Doa) di Hari Jum'at

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Sebaik-baik hari bagi umat Islam adalah hari Jum'at. Sayyidul ayyaam (pemimpin hari) yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Ta'ala. Banyak ibadah yang dikhususkan pada hari itu, misalnya membaca surat as Sajdah dan al Insan pagi shalat Subuh, membaca surat al Kahfi, shalat Jum'at berikut amalan-amalan yang mengirinya, dan beberapa amal ibadah lainnya. Di dalamnya juga terdapat satu waktu mustajab untuk berdoa. Tidaklah seorang hamba yang beriman memunajatkan do'a kepada Rabbnya pada waktu itu, kecuali  Allah akan mengabulkannya selama tidak meminta yang haram. Karenanya seorang muslim selayaknya memperhatikan hari Jum'at.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallah 'anhu, dia bercerita: "Abu Qasim (Rasululah) shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)

Dalam memahami satu waktu yang mustajab (dikabulkannya doa) tersebut, para ulama berbeda pendapat, kapan waktu itu berlangsung? Karena ilmu tentangnya telah diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana ilmu tentang kepastian waktu Lailatul Qadar.

Diriwayatkan, dari Sa'id bin Al Harits, dari Abu Salamah berkata, "Aku menyampaikan kepada Abu Sa'id, 'sesungguhnya Abu Hurairah menyampaikan kepada kami perilah satu waktu yang ada di hari Jum'at.' Beliau berkata, 'Aku pernah menanyakannya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu beliau menjawab, "Sungguh aku dulu diberitahu tentangnya kemudian aku dijadikan lupa sebagaimana dijadikan lupa terhadap Lailatul Qadar." ( HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)

Ibnul Hajar dalam Fath al-Baari (II/416-421) menyebutkan ada 43 pendapat di antara para ulama mengenai suatu waktu yang terdapat pada hari Jum'at itu. Lalu beliau berkata, "tidak diragukan lagi bahwa pendapat yang paling rajih (kuat) adalah hadits Abu Musa dan hadits Abdullah bin Salam . . . , namun para ulama salaf masih berbeda pendapat manakah dari keduanya yang lebih rajih." Selanjutnya Ibnul Hajar menjelaskan, mayoritas ulama, seperti Imam Ahmad dan lainnya, mentarjih bahwa waktu tersebut terdapat pada akhir waktu dari hari Jum'at. Di akhir ucapannya, Ibnul Hajar cenderung kepada pendapat Ibnul Qayim, yaitu pengabulan doa itu diharapkan juga  pada saat shalat. Sehingga kedua waktu tersebut merupakan waktu ijabah (pengabulan) doa, meskipun saat yang khusus itu ada di ujung hari setelah shalat shalat 'Ashar.
Imam al Khaththabi rahimahullah, yang disebutkan dalam Fath al-Baari, juga menyimpulkan waktu istijabah tersebut ada dua: Pertama, pada waktu shalat. Kedua, satu waktu di sore hari ketika matahari mulai merendah untuk tenggelam. Berikut ini uraian lebih rinci terhadap kedua pendapat tersebut:

Pendapat Pertama: waktu istijabah itu sejak duduknya imam di atas mimbar sampai dengan berakhirnya shalat. Hujjah dari pendapat ini adalah hadits Abu Burdah bin Abi Musa al-'Asy'ari, dia bercerita: "Abdullah bin Umar pernah berkata kepadaku: 'apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyampaikan hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengenai satu waktu yang terdapat pada hari Jum'at?' Aku (Abu Burdah) menjawab, "Ya, aku pernah mendengarnya berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

"Saat itu berlangsung antara duduknya imam sampai selesainya shalat." (HR. Muslim)

Namun, waktu istijabah ini tidak penuh sejak duduknya imam di mimbar sampai selesainya shalat. Dia datangnya kadang-kadang berdasarkan lafadz hadits, "yuqalliluhaa" (sangat sebentar).

Imam al-Shan'ani rahimahullah dalam Subul al-Salam, menyebutkan keberadaannya terkadang di awal, tengah, atau di akhir. Misalnya diawali sejak dimulainya khutbah dan habis ketika selesainya shalat. (Subul al-Salam: II/101)

Pendapat kedua : waktu ijabah berada di akhir waktu setelah 'Ashar. Ibnu Qayyim al-Jauziyah merajihkan pendapat ini. Beliau berkata, "yang ini merupakan pendapat yang paling rajih dari dua pendapat yang ada. Ia adalah pendapat Abdullah bin Salam, Abu Hurairah, Imam Ahmad, dan beberapa ulama selain mereka." (Zaad al Ma'ad: I/390)

Hadits yang menunjukkan kesimpulan ini cukup banyak. Di antaranya hadits Jabir bin Abdillah Radliyallah 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. an Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Ibnul Hajar dalam al Fath dan dishahihkan juga oleh al Albani dalam Shahih an Nasai dan Shahih Abu Dawud)

Hadits Abdullah bin Salam, dia bercerita: "Aku berkata, 'sesungguhnya kami mendapatkan di dalam Kitabullah bahwa pada hari Jum'at terdapat satu saat yang tidaklah seorang hamba mukmin bertepatan dengannya lalu berdoa memohon sesuatu kepada Allah, melainkan akan dipenuhi permintaannya.' Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengisyaratkan dengan tangannya bahwa itu hanya sebagian saat. Kemudian Abdullah bin Salam bertanya; 'kapan saat itu berlangsung?' beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "saat itu berlangsung pada akhir waktu siang." Setelah itu  Abdullah bertanya lagi, 'bukankah saat itu bukan waktu shalat?' beliau menjawab,

بَلَى إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ

"Benar, sesungguhnya seorang hamba mukmin jika mengerjakan shalat kemudian duduk, tidak menahannya kecuali shalat, melainkan dia berada di dalam shalat." (HR. Ibnu Majah. Syaikh al Albani menilainya hasan shahih).

Juga berdasarkan hadits Anas bin Malik, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ

"Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum'at, yaitu setelah 'Ashar sampai tenggelamnya matahari." (HR. at Tirmidzi; dinilai Hasan oleh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi dan Shahihh at Targhib).

Al-Hafidz Ibnul Hajar rahimahullah berkata: "diriwayatkan Sa'id bin Mansur dengan sanad shahih kepada Abu Salamah bin Abdirrahman, ada beberapa orang dari sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkumpul lalu saling menyebut satu saat yang terdapat pada hari Jum'at. Kemudian mereka berpisah tanpa berbeda pendapat bahwa saat tersebut berlangsung pada akhir waktu dari hari Jum'at." (Fath al-Baari :II/421 dan Zaad al-Ma'ad oleh Ibnul Qayim I:391)

. . . Kemudian mereka berpisah tanpa berbeda pendapat bahwa saat tersebut berlangsung pada akhir waktu dari hari Jum'at. . .

Ibnul Qayyim berkata, "diriwayatkan Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas, dia berkata: 'saat (mustajab) yang disebutkan ada pada hari Jum'at itu terletak di antara shalat 'Ashar dan tenggelamnya matahari.' Sa'id bin Jubair jika sudah melaksanakan shalat 'Ashar dia tidak mengajak bicara seseorang pun hingga matahari terbenam. Demikian ini pendapat mayoritas ulama salaf, dan mayoritas hadits mengarah pada pendapat itu. Selanjutnya, pendapat lain menyatakan bahwa saat tersebut terdapat pada waktu shalat Jum'at. Adapun pendapat-pendapat lainnya tidak memiliki dalil." (Zaad al-Ma'ad: I/394)

Ibnul Qayyim juga mengatakan, "menurut saya, saat shalat merupakan waktu yang diharapkan pengabulan doa. Keduanya merupakan waktu pengabulan meskipun satu saat yang khusus itu di akhir waktu setelah shalat 'Ashar. Itu merupakan saat tertentu dari hari Jum'at yang tidak akan mundur atau maju. Adapun saat ijabah pada waktu shalat, ia mengikuti waktu shalat itu sendiri sehingga bisa maju atau mundur. Karena ketika berkumpulnya kaum muslimin, shalat, ketundukan, dan munajat mereka kepada Allah memiliki pengaruh terhadap pengabulan (doa). Dengan demikian, saat pertemuan mereka merupakan saat yang diharap dikabulkannya doa. Dengan demikian itu, seluruh hadits berpadu antara yang satu dengan lainnya. . ." (Zaad al Ma'ad: I/394)

Lebih lanjut, Ibnul Qayyim berkata, "saat mustajab berlangsung pada akhir waktu setelah 'Ashar yang diagungkan oleh seluruh pemeluk agama. Menurut Ahl Kitab, ia merupakan saat pengabulan. Inilah salah satu yang ingin mereka ganti dan merubahnya. Sebagian orang dari mereka yang telah beriman mengakui hal tersebut." (Zaad al-Ma'ad: I/396)

. . . Di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang muslim berdoa memohon sesuatu bertepatan dengan saat tersebut melainkan Allah akan mengabulkannya, yaitu setelah shalat 'Ashar . . .

Pendapat ini juga yang dipilih oleh Syaikh Ibnu Bazz rahimahullah sebagaimana yang dinukil oleh DR. Sa'id bin Ali al Qahthan dalam Shalatul Mukmin. Syaikh Ibnu Bazz berkata, "hal itu menunjukkan bahwa sudah sepantasnya bagi orang muslim untuk memberikan perhatian terhadap hari Jum'at. Sebab, di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang muslim berdoa memohon sesuatu bertepatan dengan saat tersebut melainkan Allah akan mengabulkannya, yaitu setelah shalat 'Ashar. Mungkin saat ini berlangsung setelah duduknya imam di atas mimbar. Oleh karena itu, jika seseorang datang dan duduk setelah 'Ashar menunggu shalat Maghrib seraya berdoa, doanya akan dikabulkan. Demikian halnya jika setelah naiknya imam ke atas mimbar, seseorang berdoa dalam sujud dan duduknya maka sudah pasti doanya akan dikabulkan." (DR. Sa'id bin Ali bin Wahf al Qahthani, Ensiklopedi Shalat menurut al Qur'an dan as Sunnah : II/349) Wallahu Ta'ala A'lam.