Kamis, 28 Juni 2012

Hasil Euro 2012: Jerman vs Italia 1-2



Tim Panzer Tak Mau Berkaca pada Hasil Masa Lalu


  Pergelaran Piala Eropa 2012 kali ini seakan menjadi panggung pertunjukan bagi tim nasional Jerman. Mengantongi empat kemenangan dari empat laga menjadikan mereka menjadi satu-satunya tim yang mengemas hasil 100 persen. Namun, raihan sempurna itu tidak akan berarti jika mereka gagal mencapai partai puncak. Sebelum menatap lebih jauh, Die Mannscharft  harus melewati hadangan Italia terlebih dahulu dalam pertandingan semifinal di Stadion Nasional, Polandia pada Kamis (28/6) waktu setempat atau Jumat (29/6) dini hari WIB.

Wartawan SP Alex Madji melaporkan dari Warsawa, Polandia, Rabu (27/6),  menghadapi Gli Azzurri tentu bukan perkara mudah bagi Philipp Lahm dan kawan-kawan. Pasalnya, Italia telah membuktikan diri bahwa mereka patut dikedepankan sebagai salah satu tim favorit untuk meraih juara dengan mengalahkan Inggris melalui drama adu penalti pada babak perempat final.   Bukan hanya dari segi hasil, tetapi juga dari sisi penampilan, Italia mampu tampil impresif dengan mampu mendominasi permainan selama 120 menit. Selain masalah teknis,

Jerman juga dihadapkan dengan faktor sejarah yang kurang memihak, ketika mereka berhadapan dengan juara dunia empat kali itu. Tercatat, dari lima laga terakhir, Jerman belum pernah mampu mengalahkan sang lawan. Italia justru berhasil menyapu bersih tiga laga, sedangkan sisanya berakhir imbang.   Kekalahan paling menyakitkan bagi Jerman terjadi pada Piala Dunia 2006. Bertindak sebagai tuan rumah, Jerman berhasil melaju hingga semifinal dan bertemu dengan Italia. Tragisnya, mereka harus menelan pil pahit ketika dikalahkan Italia dengan skor 2-0 pada babak perpanjangan waktu. Mimpi mereka untuk tampil di partai puncak pupus ketika itu. Kini, bertemu di babak yang sama dalam ajang berbeda, Der Panzer pun bertekad menghapus rekor buruk tersebut.  

“Masa lalu tidak berarti bagi kami. Dalam sepakbola, tidak ada balas dendam. Itu tidak mungkin dilakukan. Salah satu contohnya, Anda tidak dapat mengulang apa yang terjadi pada 2006. Enam tahun lalu, beberapa pemain kami berada di sana, tapi saat ini situasinya sudah berbeda,” ujar pelatih Jerman, Joachim Loew mengenai sejarah pertemuan timnya dengan Italia.

Pernyataan sang pelatih tentu tidak berlebihan. Pasalnya, meskipun terkadang bisa menjadi sebuah sugesti, sejarah dalam sepakbola memang bisa berbalik. Lihatlah bagaimana Spanyol akhirnya meraih kemenangan perdana di turnamen besar, yakni Piala Eropa dan Piala Dunia atas Prancis ketika kedua tim bentrok di laga perempat final. Sebelumnya, tim “Matador” tercatat tidak pernah menang sejak Piala Eropa 1984.  

Hal itulah yang memberikan motivasi kepada gelandang Jerman Mesut Oezil dalam menatap partai semifinal nanti. “Kami percaya diri dapat mengalahkan tim mana pun, meskipun  pertandingan nanti akan ketat. Kami kuat dalam menyerang dan bertahan. Kami percaya kepada diri kami sendiri dan ingin memenangi gelar tahun ini,” kata pemain Real Madrid itu.  

Akan tetapi, kepercayaan diri yang berlebihan justru dapat menjadi blunder bagi Jerman. Jika mereka merasa berada di atas angin dan tampil terlalu terbuka, Italia pun siap menghukum mereka seperti apa yang terjadi pada Piala Dunia enam tahun silam itu. Ya, pasukan “Biru Langit” memang dikenal sebagai tim yang mengandalkan ketenangan dalam bermain. Mereka selalu tampil sabar dengan mencoba untuk mengontrol pertandingan selama mungkin.   Laga perempat final menghadapi The Three Lions setidaknya dapat menjadi contoh.

Meskipun mampu menguasai bola, Italia enggan melakukan serangan sporadis ke pertahanan Inggris. Mereka lebih memilih untuk mengatur tempo pertandingan dengan sesekali melakukan tusukan dari sisi sayap atau melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Pada babak tambahan waktu, baru mereka tampil lebih menyerang. Pada laga nanti, skenario serupa juga tampaknya akan diterapkan oleh juara Eropa 1968 ini.  

“Kami memiliki pemain yang berkembang dari pertandingan ke pertandingan dan memiliki keinginan untuk mengukur diri saat melawan tim besar. Faktor paling penting yang bisa diambil dari partai melawan Inggris adalah bagaimana kami bisa bermain dengan cara yang benar,” ucap pelatih Italia,  Cesare Prandelli.  

Namun, Italia dihadapkan pada masalah kebugaran fisik pemainnya menjelang laga semifinal nanti. Mantan pelatih Fiorentina itu hanya memiliki waktu tiga hari untuk memulihkan fisik para pemain. Mereka mempunyai waktu dua hari lebih sedikit dibanding Jerman. “Kami harus menyiapkan fisik yang prima karena akan melawan tim besar seperti Jerman. Tapi, jika kami bermain dengan baik, kami memiliki kesempatan (untuk menang, Red),” kata Prandelli.  

Selain masalah fisik, Italia juga terkendala dengan cedera para pemain intinya. Gelandang Daniele De Rossi dan bek Ignazio Abate masih bergelut dengan cedera, meski tetap berkesempatan dimainkan. Sementara, Christian Maggio yang berposisi sama dengan Abate, tidak dapat tampil karena terkena hukuman akumulasi kartu.  

Sebelumnya, Giorgio Chiellini juga mengalami cedera, meskipun telah terlihat berlatih bersama tim pada awal pekan ini. Prandelli pun harus memutar otak dalam meramu formasi yang akan dipakai nanti, apakah mempertahankan pola 4-2-3-1 atau kembali memainkan formasi 3-5-2, seperti yang pernah diterapkan ketika melawan Spanyol pada laga perdana di fase grup

1-2 menjadi skor akhir Jerman vs Italia dalam pertandingan semifinal Piala Eropa 2012. Hasil pertandingan Euro 2012 tersebut sudah cukup untuk mengantar Italia ke partai puncak dan menantang Spanyol yang sehari sebelumnya telah memastikan satu tempat di final.
Menit kelima, Jerman nyaris memimpin lebih dulu. Dari tendangan pojok, Mats Hummels meneruskannya ke gawang Italia. Beruntung ada Andrea Pirlo yang berada di posisi tepat untuk mengahalu bola sebelum melewati garis gawang.
Enam menit kemudian, miskomunikasi antara Gianluigi Buffon dan Andrea Barzagli hampir berbuah petaka bagi Italia. Untungnya, bola berakhir di sisi kiri gawang Buffon.
Italia unggul lebih dulu di menit 20. Berawal dari aksi brilian Antonio Cassano dari sisi kiri, ia melepaskan umpan silang yang langsung disambut kepala Mario Balotelli dan menjebol gawang Manuel Neuer. 0-1 untuk Italia.

Jerman bereaksi. Umpan silang Jerome Boateng ditanduk oleh Mario Gomez. Namun sundulannya masih tidak tepat sasaran. Kemudian di menit 27, giliran sepakan Mesut Ozil yang dengan mudah ditangkap Buffon.
Menit 35, Buffon kembali melakukan penyelamatan luar biasa. Kali ini tendangan spektakuler Sami Khedira mampu ditepis oleh Buffon.

Semenit kemudian, Italia justru mampu menggandakan skor. Umpan jauh Riccardo Montolivo menemui Balotelli yang lolos dari jebakan off-side. Dengan tenang, striker bengal tersebut mencetak gol keduanya di laga ini. Skor 0-2 menjadi penutup babak pertama.

Di awal babak kedua, Jerman melakukan perubahan dengan memasukkan Marco Reus. Hasilnya terlihat ketika di menit 48 Reus membuat Buffon harus melakukan penyelamatan lagi.
Menit 60, Balotelli bisa saja mencetak hat-trick andai tendangannya tak melebar di sebelah kanan gawang Neuer.
Dua menit kemudian, Buffon kembali melakukan penyelamatan kelas dunia. Tendangan bebas Reus ia tepis sambil terbang. Gawang Italia masih selamat berkat kecekatannya.
Claudio Marchisio sebenarnya berpeluang menambah gol Italia. Dua peluang ia dapat di menit 67 dan 75. Namun karena penyelesaian yang buruk, Italia masih tetap unggul dua gol.
Italia mengandalkan serangan balik di 10 menit terakhir. Antonio Di Natale gagal melesakkan bola di menit 82, padahal ia sudah berhadapan satu lawan satu dengan Neuer. Semenit kemudian, gol Federico Balzaretti dianulir wasit karena ia telah terjebak off-side.
Jerman mampu menipiskan skor di menit 92 melalui penalti Mesut Ozil. Wasit Stephane Lannoy memberikan penalti setelah Balzaretti melakukan handsball di kotak penalti.


Data Pertandingan:
Jerman 1-2 Italia (Ozil 92’-pen / Balotelli 20’, 36’)
Jerman
Italia
No.
Player
YC
RC
No.
Player
YC
RC
1. Manuel Neuer

1. Gianluigi Buffon

20. Jerome Boateng (71′)

19. Leonardo Bonucci 60′
5. Mats Hummels 94′
15. Andrea Barzagli

14. Holger Badstuber

3. Giorgio Chiellini

16. Philipp Lahm

6. Federico Balzaretti

6. Sami Khedira

21. Andrea Pirlo

7. Bastian Schweinsteiger

16. Daniele De Rossi 84′
18. Toni Kroos

18. Riccardo Montolivo (64′)

8. Mesut Ozil

8. Claudio Marchisio

10. Lukas Podolski (46′)

10. Antonio Cassano (58′)

23. Mario Gomez (46′)

9. Mario Balotelli (70′) 37’

Substitutes
Substitutes
12. Tim Wiese

12. Salvatore Sirigu

22. Ron-Robert Zieler

14. Morgan De Sanctis

4.. Benedikt Howedes

4. Angelo Ogbonna

3. Marcel Schmelzer

7. Ignazio Abate

17. Per Mertesacker

5. Thiago Motta (64′) 89′
2. Ilkay Gundogan

13. Emanuele Giaccherini

15. Lars Bender

23. Antonio Nocerino

19. Mario Gotze

22. Alessandro Diamanti (58′)

13. Thomas Muller (71′)

20. Sebastian Giovinco

9. Andre Schurrle

17. Fabio Borini

21. Marco Reus (46′)

11. Antonio Di Natale (70′)

11. Miroslav Klose (46′)






Pelatih
Pelatih
Joachim Loew Cesare Prandelli
Man of the Match: Andrea Pirlo
Statistik Pertandingan:
Jerman
Statistics
Italia
15 (8) Shots (on Goal) 10 (5)
13 Fouls 19
14 Corner Kicks 0
0 Offsides 2
54% Ball Possession 46%
1 Yellow Cards 4
0 Red Cards 0
3 Saves 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar