Selasa, 22 November 2011

Seorang Jamaah Manula Mati Suri

Jamaah Haji Dikabarkan Mati Suri


 
JEDDAH
Seorang nenek, jamaah haji non kuota dikabarkan mati suri atau sudah meninggal namun tiba-tiba hidup lagi. Kabar ini sempat membuat geger sejumlah jemaah.
Kabar ini bermula dari SMS yang masuk ke ponsel wartawan, “Ada jamaah haji khusus meninggal di RS Arab Saudi, lalu bangun lagi”. SMS ini pun langsung menyita perhatian wartawan untuk menelusuri kebenarannya.
Bahkan kabar ini juga sempat membuat sibuk petugas penghubung, Abdul Karim. Dia biasanya bertugas membantu mengurus jamaah haji meninggal.
“Iya, tadi saya ditelepon petugas kesehatan. Katanya ada yang meninggal. Ternyata jamaah non kuota sakit,” ujarnya.
Usus punya usut, ternyata peristiwa bermula Kasektor terminal barat, Nazar, subuh hari dibangunkan petugas lain yang memberitahukan ada jamaah haji meninggal di klinik terminal timur bandara. Nazar pun langsung menghubungi Zamroni, kasaktor terminal timur yang piket subuh itu.
Diberitahu ada jamaah meninggal, Zamroni pun bergegas menuju klinik. Dalam ceritanya kepada wartawan, dia bertemu seorang dokter Arab Saudi dan sebuah ambulans yang sudah siap untuk melaju ke rumah sakit.
“Dalam bahasa Arab, dia menanyakan apakah saya petugas? Saya bilang iya, lalu dia mengambil ID Card saya dan membawanya ke dalam klinik. Belakangan saya tahu, ID saya difotokopi dan dibawa keluar lagi,” paparnya.
Kemudian, Zamroni ‘dipaksa’ ikut ke dalam mobil ambulans untuk menemani nenek tersebut ke RS King Fahd. Saat di rumah sakit, dia didatangi seorang suster yang mampu berbahasa Indonesia. Suster tersebut menanyakan identitas nenek tersebut.
Zamroni pun menceritakan bahwa dirinya tidak memiliki identitas nenek tersebut. “Saat di mobil ambulans saya tanya kepada perawat di ambulans. Katanya nenek itu sakit sesak nafas,” katanya.
Di rumah sakit si nenek terus memegang tangan Zamroni. Saat dicek nenek tidak memiliki gelang seperti jamaah haji Indonesia. Diduga nenek tersebut adalah jamaah non kuota. Hanya terdapat gelang berbeda bertuliskan tiga buah nomor telepon dan nama KBIH MM.
Zamroni pun mencoba mencari tahu identitas nenek dengan mencoba berbicara, tapi dia tidak mengerti bahasa Indonesia.
Akhirnya, perawat rumah sakit mempersilakan Zamroni pulang setelah empat jam di rumah sakit. Kemudian, pihak rumah sakit menghubungi nomor telepon KBIH yang terdapat di gelang nenek tersebut.
(Okezone.co/amr/Inas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar