Rabu, 25 Januari 2012

Bubur Bayi Sehat 1

Bubur Bayi Sehat, Peluang Bisnis yang Menggiurkan

Orang terkadang malu membuka bisnis yang dianggapnya dapat menurunkan gengsi. Tetapi, gengsi itu harus ditekan kuat-kuat, jika ternyata bisnis itu dapat menolong masyarakat sekitar. Apalagi, usaha itu bisa membuat calon generasi penerus bangsa memiliki badan sehat dan otak cerdas.
SEPERTI bisnis yang dikembangkan oleh pasangan suami istri, Kudjatl dan Mardiastuty. Bisnis yang di bangunnya, bubur bayi sehat. Usaha itu lebih banyak di jalankan oleh istri Kudjati, Mardiastuty. Sedangkan Kudjati memberi restu istrinya menjalankan bisnisnya.
Orangtua yang memiliki bayi atau balita terkadang kerepotan menyiapkan sarapan bagi sang buah hati. Sedangkan, membeli makanan siap saja, belum tentu menyehatkan untuk disantap. Para ibu lebih memilih sarapan bayi yang sehat, bergizi, dan kebersihannya terjamin.
Nah, kerepotan para ibu dan orangtua itu ditangkap oleh pasangan Kudjati dan Mardiastuty, yang menyediakan makanan bayi yang sehat dan bergizi. Pasangan suami-istri yang dikaruniai lima anak dan tiga cucu itu merasa bersyukur, walaupun pasangan manula (manusia lanjut usia), tapi keduanya masih memiliki usaha yang produktif dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
"Saya meraya berdosa kalau sampai tidak mengizinkan istri saya dagang bubur bayi. Sebab, makanan itu sangat dibutuhkan masyarakat," ujar H Kudjati (66), kepada Berita Kota, di rumahnya di kawasan Kayumanis, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, ia tidak mengizinkan istrinya, Mardiastuty (65), yang ingin berbisnis bubur bayi. Pasalnya, ia beranggapan, berjualan bubur akan menurunkan gengsinyasebagai pensiunan pegawai Pertamina.
"Itu ide gila. Apa kata orang nanti? Masak pensiunan Pertamina, istrinya sampai dagang bubur bayi di rumah. Apa sudah tidak punya uang lagi," kata Kudjati yang juga mantan pelaut.
Namun, ia kemudian membuang rasa gengsi itu jauh-jauh. Alasannya, yang membuat orang tidak bisa berkembang dan menghambat kesuksesan adalah rasa malu dan gengsi. Pola pilar harus diubah- nya. Setelah tiga hari merenungkan permintaan istrinya itu, ia pun mengizinkan istrinya membuka usaha bubur bayi di tahun 2003.
Prihatin
Sebagai mantan perawat di RS Ciptomangunkusumo, Mardiastuty, aktif di pos pelayanan terpadu (posyandu) di lingkungan tempat tinggalnya, di Kayumanis, Jakarta Timur. Mardiastuty, yang akrab disapa Ibu Dias Itu, mengatakan, ia ingin menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat di sekitarnya yang memiliki balita. Ia Juga melihat kondisi keuangan tetangganya, sehingga ia menetapkan harga yang terjangkau.
"Sebab, saya prihatin masak bayi dikasih bubur untuk orang dewasa. Pake mecin lagi. Itu kan berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Apalagi, di tahun 2003, sedang gencar-gencarnya wacana masalah kekurangan gizi anak. Maka, saya tergerak untuk membantu masyarakat," tutur Ibu Dias.
Alasan Mardiastuty yang masuk akal itu, semakin membuat sang suami, Kudjati, percaya usaha itu akan berkembang dan bernilai ekonomis. Di samping itu, usahanya akan membantu masyarakat memperhatikan gizi para balitanya. Ia pun berbalik 180 derajat, dari tidak setuju menjadi pendukung penuh usaha istrinya.
"Awalnya, tak ada niat dagang. Saya juga bilang, tidak mau usaha yang terlalu money oriented. Saya memberi izin karena tujuan usahanya baik. Saya pikir lagi, alangkah berdosanya kalau waktu itu saya tidak mengizinkan Istri saya dagang bubur bayi," ucap Kudjati.
Modal membangun usaha itu tak banyak, hanya Rp 500.000. Uang itu untukmembeli kompor, panel, dan bahan-bahan makanan. Awalnya, Ia hanya membuat 20 porsi bubur bayi. Targetnya, ia bisa menjual kepada tetangga di sekitar rumahnya yang memiliki bayi.
"Hanya butuh waktu dua bulan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat, pembeli langsung meningkat pesat. Saya tidak menyangka sambutannya sangat besar, sampai antre. Saya tidak pernah beriklan, hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja," ucapnya.
Bantu Korban PHK dan Warga
Pelan tapi pasti, wirausaha itu berkembang terus. Dari hanya membuka warung bubur bayi di rumahnya saja dan menjual 20 porsi bubur, mantan perawat itu, saat Ini, telah memiliki 70 gerai yang tersebar di Jabodetabek. Ia dalam sehari mampu menjual 2.500 porsi bubur bayi dengan harga Rp 2.500 per porsi.
"Tapi khusus di sini (di Kayumanis), setiap hari terjual 200 porsi. Tidak ada hari libur, kecuali hari besar keagamaan. Itulah kesibukan saya. Setiap pukul 03.30 subuh, saya masak dibantuin empat orang asisten. Buka warung pukul 06.00, kira-kira pukul 07.30 sudah habis. Lumayanlah. Yang penting punya kesibukan! biar nggak cepat tua," ujar Ibu Dias.
Nenek tiga cucu itu bersyukur, usaha rumahannya bisa membantu ekonomi keluarga. Ia dan suaminya Juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang strata 2. Tiga dari lima anaknya sudah bertitel S2. Yang paling membahagiakan, .melalui usahanya itu ia membantu masyarakat menyediakan makanan sehat, serta peluang usaha bagi orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan karyawan yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.
Perempuan kelahiran Kebumen, 10 Desember 1945 itu Juga memberi inspirasi bagi anak-anaknya untuk mengembangkan usaha tersebut. Dua anaknya membuka cabang bubur bayi sehat di Jabodetabek. "Itu keinginan mereka sendiri. Mereka bilang, usaha yang bagus ini harus dikembangkan lagi," tuturnya, he
BIODATA
Nama Hj Mardiastuty
Tempat/Tanggal Lahir Kebumen, 10
Desember 1945
Nama Suami Kudjati
Pendidikan Akademi Perawat Departemen
Kesehatan
Bidang Usaha Bubur Bayi
Alamat Jalan Kayumanis IV Nol 1, Jakarta
Timur.
Telpon 1(021)8581748/081382022140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar